Sabtu, 24 Oktober 2009

HAKIKAT DALAM REBAHAN SANG JIWA

Kurebahkan sejenak raga yang lelah dan terasa kaku
Kurebahkan sejenak sang jiwa dalam hakiki
Kulukiskan sejenak satu senyum dalam Tanya
Kulukiskan sejenak sebait unsur cinta-MU
Masih Antara Agape,….cinta akan Rabbku
Dimensi dalam ma’rifatulloh (habluminalloh)
Dan Masih antara Philia,…cinta akan sahabat
Dimensi dalam habluminannas
Hingga satu cinta dalam arti sebuah senyum itu
Dimensi mahabbah yang teranugerahi sang PEMBERI CINTA

-dan benar-
Memang benar,………… senyum yg tersungging itu
Aku bahagia karnanya
-dan benar-
Aku teduh karnanya
-dan benar-
Aku terpaku karnanya
-dan benar-
Aku resah karna nya

Dalam rebahku
Ragaku, jiwaku dan inginku
Terseru alam ilusi –diam-
Dalam rebahku
Terpejamlah mata Zahirku
(Zhaahir dalam penerangan SANG MAHA NYATA-AZH-ZHAAHIRU)
Namun tiada terlelap wahai engkau mata bathinku
Tersembunyi dalam genggaman YANG MAHA TERSEMBUNYI
YAA ALLOHU, .. . YAA BAATHINU

-dan benar- aku hanya terperanjat
dalam rebahku, . . . .
-dan benar- dapat kulukiskan satu senyum dalam rebahnya jiwa
Senyum semanis air surgawi yang Rabbku janjikan –
Bagi para muttaqien-
-dan benar-
Dalam rebahku
Aku dapati cinta-MU dalam cinta ia
-dan benar-
Aku ter-suruh- akan titah-MU
Aku dapati tetesan embun KEMULIAAN-MU
Dalam mulianya budi makhluq-MU
Dan ku tertegun dalam setiap malamku, . . .

-MAKNA DALAM DIAMKU-

2 komentar:

  1. setiap manusia mengharapkan ridhonya tapi apakah mereka tahan dengan ujian2nya

    BalasHapus
  2. asslamualaikum berkunjung lagi

    BalasHapus