Senin, 28 November 2011

Rindu Tanpa Batas


Rindu Tanpa Batas
(for my beloved mom)

Satu hangat tak pernah pudar
Satu rasa tak pernah sirna
Satu semangat tak pernah surut
Satu kasih tiada putus
Satu wajah lekas tebayang
Satu raga tanpa lelah
Dan satu rinduku tanpa batas

Kisah dan rinduku
Tak pernah terlukis seketikapun
Doa dan rinduku
Takkan pernah berbatas dalam setiap detikku
Pun cintanya
Takkan mampu terukirkan dalam pandang
Takkan teraba dalam perjalanan panjang
Cintanya mengejawantah dalam setiap jisim
Menjelma dalam setiap musim
Mengalir dalam setiap aliran darah
Meredam dalam setiap kata berserah
Menggenang dalam setiap kepasrahan
Menetes dalam setiap genangan air mata rindu
Dalam setiap ridlo Sang Penguasa hati
Dalam setiap rahmat Sang Penggenggam jiwa
Dalam setiap kecupan kemurnian hati
Dalam setiap tangis kesejatian
Allohummaghfirliy Waliwaalidayya Warhamhumaa Kamaa Robbayaani Shoghiiro

-Cirebon 25 Juli 2010 , 23:47-
(aku suratkan dalam genangan air mata , dalam semangat yang membara menuju SUKSES)

Selasa, 15 November 2011

ലെലകി Dunia


KAU (LELAKI DUNIA)
Pelabuhan hati untukku duhai kau anak Adam
Kau kudamba layaknya hamba-hamba yang patuhi-Nya
Tunduk pada Singgasana Titah-Nya
Kudamba pula ketika ia laksana Rasul-Nya
Kerjakan dengan kebersihan hati sunah dan tauladan kekasih Allah
-Baginda Nabi Muhammad Sholallohu ‘alaihi wasallam-

Kau lelaki pendamping hidupku
Kudamba ketika sepertiga malam
Kau bangunkan tuk bersujud bersama
-Bermunajat-
Bersama merengkuh Ridlo Illahi

Kau kekasih belahan jiwaku
Masih aku damba jiwamu yang bertaqwa
Ketika panggilan Rabb berkumandang
Kau gugah dan ajakku tuk menghadap-Nya

Kau lelaki dambaan wanita
Ketika suaramu bersenandungkan ayat-Nya
Maka sejuklah qalbu pendengar
Bergetar jiwa penikmat alunan Syurgawi

Kau lelaki penuntun hati
Pedomanmu Al-Quran dan Hadits
Mengajak dan mengarahkan aku
Dan pula anak-anakku kelak menuju jalan-Nya
Jalan lurus bagi para muttaqien

Aku dambakan duhai kau kekasih-
Yang Alloh sayangi dengan kemurahan-NYA
Aku dambakan duhai kau akhy
Penyejuk qalbu dan pengarah jiwa
Aku dambakan duhai kau imamku-
Yang menjalankan kemudi bahtera hidup
Menuju keluarga Baroqah,
Sakinah mawaddah wa Rahmah

Rabb , Allohu Al-Waduud
Wahai Sang Pencinta dan Pemberi Cinta
Anugerahkan ku lelaki dunia berakhlaqul karimah
Karuniakanku kekasih hatiku pendamping bertaqwa
Dengan iman yang teguh dan kuat
Dengan kasih dan sayang tiada tara dalam memuliakan
-kaum hawa-

-dan cukupkan akan Rahmat-Mu Yaa Rabb Ya Rahman Ya Rahim-
Amien Ya Alloh Ya Robbal’alamien
-dan kaulah lelaki duniaku-
“AKU MENCINTAIMU KARNA KETAQWAANMU KEPADA RABBKU”

09/10-2010 - Cirebon (saat sepi menerjang dalam malam)

Sabtu, 15 Oktober 2011

Bulir Dari Angka-angka Mati


Bulir ini tertuang tak mampu tertahan
Termenung mengalir deras bersama sang waktu
Aku berfikir sejenak . . . .
Aku berbicara tanpa kata . . . .
Hanya bulir ini yang mewakili
Mengalir, mengalir dan mengalir
Mengukir kantung mata dengan gurat pedih
Sungguh sangat pedih . . . . .
Ketika di kata aku berucap “akan”,
Namun di hati aku bermakna “masih mencoba”.

Untuk apa mencoba !
Lantang jiwaku menyuarakan kepedihan
Namun dalam tempo yang bersamaan,
Ragaku bersama segenap pengindraanku bertolak-
Pada Sang Jiwa

Dan sungguh, . . . .
Sang Jiwa menangis tersedu karna malu
Sedang sang bulir ini setia menyuarakan-
Kepedihan Sang Jiwa
Ketika Sang Jiwa merasa di dustakan oleh-
Gerak tubuh dengan penuh keterlenaan,
Penuh mimpi dengan gejolak yang tak tentu,
Dan kinipun tinggal catatan “angka-angka mati”-
Yang menjadi saksi bisu
Maka kumohonkan
Ampuni Ketidak-berdayaan Hamba-Mu Yaa Rabb
Maafkan Sang Jiwa yang terlena